Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2019
Membangun suatu rumah tangga. Dengan melakukan akad nikah, maka sesuatu yang sebelumnya haram menjadi halal, bahkan menjadi amalan ibadah yang bernilai pahala besar disisi Allah Ta’ala. Pada kesempatan ini, kami akan mengulas sedikit tentang fikih seputar pernikahan. Definisi Nikah Nikah secara syar’i adalah suatu akad yang mengandung konsekuensi dibolehkannya pasangan suami istri untuk bersenang-senang antara satu dengan yang lainnya dengan cara yang diizinkan oleh syari’at. Dalil disyari’atkannya nikah Dasar dari disyari’atkannya pernikahan adalah berdasarkan Al Qur’an, As Sunnah, dan Ijma’. Dalil dari Al Qur’an diantaranya firman Allah Ta’ala (yang artinya), ”Dan nikahkanlah orang-orang yang masih sendiri diantara kamu, dan juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui” (QS. An Nur : 32). ...

Jangan Mengkhianati Amanat

Penulis   Muhammad Abduh Tuasikal, MSc  -   June 15, 2014   1657 2 Kalau memang seseorang dibebankan suatu amanat, janganlah dikhianati. Tunaikanlah amanat tersebut dengan baik. Jika masa tugas belum selesai padahal sudah berjanji dengan bersumpah akan merampungkannya, maka sudah barang tentu janji tersebut kudu dipenuhi. Lihatlah perintah Allah  Ta’ala  dalam menunaikan amanat, إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya”  (QS. An Nisa’: 58) Kalau sudah pernah berjanji pada rakyat untuk menunaikan amanat, maka tunaikanlah, أَدِّ الأَمَانَةَ إِلَى مَنِ ائْتَمَنَكَ “Tunaikanlah amanat kepada orang yang menitipkan amanat padamu.”  (HR. Abu Daud no. 3535 dan At Tirmidzi no. 1624, hasan shahih) Ketahuilah bahwa orang yang berkhianat terhadap amanat pun menyandang salah satu sifat munafik. Dari Abu Hur...

Jaga Lidah Kita

Akhir zaman merupakan masa penuh fitnah (kekacauan politik). Rasulullah saw. memperingatkan kita jauh-jauh hari tentang hal ini. . عن عبدِ الله بن عُمَرَ قال: كُنَّا قُعُوداً عندَ النَّبيِّ - صلى الله عليه وسلم - فَذَكَرَ الفِتَنَ، فأَكثَرَ حتَّى ذَكَرَ فِتْنَةَ الأَحْلاسِ، فقالَ قائِلٌ: وما فِتْنَةُ الأَحْلاسِ؟ قال: "هيَ هَرَبٌ وحَرْبٌ، ثمَّ فِتْنَةُ السَّرَّاءِ دَخَنُها منْ تحتِ قَدَمَيْ رَجُلٍ مِنْ أَهْلِ بيتي، يَزْعُمُ أنَّهُ منِّي وليسَ منِّي، إنَّما أَوْليائي المُتَّقُونَ، ثمَّ يَصْطَلِحُ النَّاسُ على رَجُلٍ كوَرِكٍ على ضلَعٍ، ثمَّ فِتْنَةُ الدُّهَيْماءِ لا تَدَع أَحَدًا مِنْ هذهِ الأُمَّةِ إلا لطَمَتْهُ لَطْمةً، فإذا قيلَ: انقضَتْ تمادَتْ، يُصْبحُ الرَّجُلُ فيها مُؤْمِناً ويُمْسِي كافِراً، حتَّى يَصيرَ النَّاسُ إلى فُسْطاطَيْنِ: فُسطاطِ إِيْمانٍ لا نِفاقَ فيهِ، وفُسْطاطِ نِفاقٍ لا إِيْمانَ فيهِ، فإذا كانَ ذلكُمْ فانتظِرُوا الدَّجَّالَ مِنْ يَوْمِهِ أوْ مِنْ غَدِه". . Dari Abdullah bin Umar yang berkata, “Kami duduk di samping Nabi saw. Beliau menceritakan tentang b...
Orang bilang ..Merantaulah agar kamu tau sebesar apa rindu tentang kampung yg kau tinggalkan.

Sering Sering lah Memgingat Kematian

Yang paling dekat adalah kematian. Yang paling jauh adalah masa lalu. Yang paling besar adalah hawa nafsu. Yang paling berat adalah memegang amanah. Yang paling ringan adalah meninggalkan shalat. Dan yang paling tajam adalah lisan manusia. (Imam Al Ghazali)

Wanita Muslimah Disunnahkan ke Lapangan Shalat Id Walaupun Haidh Penulis Muhammad Abduh Tuasikal, MSc

Wanita Muslimah Disunnahkan ke Lapangan Shalat Id Walaupun Haidh Penulis   Muhammad Abduh Tuasikal, MSc  -   June 5, 2019   160 0 Sebagian kalangan menganggap bahwa wanita muslimah dihukumi wajib juga ke lapangan  untuk shalat Id. Apa benar seperti itu? Atau tetap untuk shalat Id tidak wajib bagi wanita, hanya wajib bagi pria, wanita hanya disunnahkan ke lapangan?   Berikut Rumaysho sertakan hadits yang membicarakan hal ini yang disebutkan dalam kitab Umdatul Ahkam karya Syaikh Abdul Ghani Al-Maqdisi, hadits no. 158. عَنْ أُمِّ عَطِيَّةَ – نُسَيْبَةَ الأَنْصَارِيَّةِ – قَالَتْ : (( أَمَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – أَنْ نُخْرِجَ فِي الْعِيدَيْنِ الْعَوَاتِقَ وَذَوَاتِ الْخُدُورِ , وَأَمَرَ الْحُيَّضَ أَنْ يَعْتَزِلْنَ مُصَلَّى الْمُسْلِمِينَ)) . وَفِي لَفْظٍ : (( كُنَّا نُؤْمَرُ أَنْ نَخْرُجَ يَوْمَ الْعِيدِ , حَتَّى نُخْرِجَ الْبِكْرَ مِنْ خِدْرِهَا , حَتَّى تَخْرُجَ الْحُيَّضُ , فَيُكَبِّرْنَ ...